Monthly Archives: March 2011

Kesetimbangan Massa

 

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI INDUSTRI

KESETIMBANGAN MASSA

Oleh :

 

Nama                           : Daniel Olovan S

NPM                           : 240110090084

Hari, Tgl Praktikum    : Jumat, 18 Maret 2011

Asisten                        : Anggita Agustin

LABORATORIUM PASCA PANEN  DAN TEKNOLOGI PROSES

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengingat begitu pentingnya konsep kesetimbangan massa dalam industri pengolahan pertanian dimana, konsep kesetimbangan merupakan parameter pengendali dalam proses penanganan (khususnya dapat dipakai untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari suatu proses).

Konsep kesetimbangan merupakan parameter pengendali dalam proses penanganan (khususnya dapat dipakai untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari suatu proses). Massa bahan yang melewati operasi pengolahan dapat dijelaskan melalui kesetimbangan massanya. Kesetimbangan Massa digunakan untuk mengetahui keluar-masuknya (inflow-outflow) bahan dalam suatu proses. Selain itu kesetimbangan massa juga digunakan untuk menetapkan jumlah/kuantitas berbagai bahan dalam setiap aliran proses.

Dengan adanya praktikum yang mempelajari kesetimbangan massa diharapkan mampu membuktikan sebuah teori dari kesetimbangan massa dan mampu mengaplikasikannya di dalam kehidupan. Untuk lebih memahami hal tersebut, dilakukan percobaan melalui proses pengentalan dan pengenceran agar menghasilkan kondisi (massa) yang setimbang.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini terbagi menjadi dua, yaitu :

  1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
  • Mahasiswa dapat mempelajari kesetimbangan massa secara umum.
  • Mempelajari keadaan steady state dan unsteady state dengan
  1. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

contoh larutan gula.

  • Menentukan model neraca massa steady state pada alir massa dan

unsteady state pada komponen gula.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesetimbangan Massa

Prinsip hukum kekekalan massa menerangkan bahwa massa tidak dapat terbentuk atau dihilangkan didalam suatu proses fisis atau kimia. Kesetimbangan massa menjelaskan mengenai massa bahan yang melewati operasi pengolahan. Setiap bentuk kesetimbangan didasari oleh hukum konservasi dimana jika proses berlangsung tanpa terjadi akumulasi, maka massa yang masuk ke dalam sistem akan sama dengan massa yang ke luar sistem. Berdasarkan rumus dapat dituliskan sebgai berikut :

•      Massa masuk = massa ke luar + massa terkumpul

•      Bahan Baku = Produk + Sisa + Bahan baku tertumpuk

•      Jlh mR = Jlh mP + Jlh mW + Jlh m S

•      Jlh mR = mR1 + mR2 + mR3 (Total bhn baku)

•      Jlh mP = mP1 + mP2 + mP3 (= total produk)

•      Jlh mW  = mW1 + mW2 + mW3(Total sisa)

•      Jlh mS = m S1 + mS2 + mS3 (Total bahan baku terakumulasi)

Jika tidak terjadi perubahan kimia selama proses berlangsung, hukum konservasi massa tetap digunakan sehigga bahan yang masuk (mA) akan sama dengan  bahan yang ke luar (mA) di tambah dengan bahan di dalam proses (mA)

2.2 Refraktometer

Refractometer adalah suatu instrumen opfis yang digunakan untuk menentukan indeks-refraksi suatu unsur. Ini sering mengacu pada beberapa sifat fisis suatu unsur yang secara langsung berhubungan dengan indeks-refraksinya. Tertentu jenis refractometers dapat digunakan untuk mengukur gas, cairan seperti minyak atau water-based, dan bahkan padat tembus cahaya atau transparan seperti batu-permata.

Suatu refractometer dapat digunakan untuk menentukan identitas dari suatu unsur yang tak dikenal berdasar pada indeks-refraksinya, untuk menilai kemurnian unsur tertentu, atau untuk menentukan konsentrasi zat atau unsur di (dalam) suatu zat atau unsur. Biasanya, refractometers digunakan untuk mengukur konsentrasi cairan seperti isi gula ( Brix tingkatan, sebagai contoh di (dalam) hidangan buah-buahan, sari buah, atau sayur-mayur madu, dll), konsentrasi protein darah, berkadar garam dan bobot jenis air seni. Refractometers dapat juga digunakan untuk mengukur konsentrasi cairan untuk cairan [yang] komersil seperti bahan anti beku, memotong cairan, dan cairan industri.

Ada empat utama jenis refractometers: handheld tradisional refractometers, handheld digital refractometers, atau laboratorium Abbe refractometers, dan inline memproses refractometers. Ada juga Rayleigh Refractometer menggunakan (secara khas) untuk mengukur indeks gas yang bias. Contohnya dokter hewan obat/kedokteran, suatu refractometer digunakan untuk mengukur total protein plasma di (dalam) suatu contoh darah.

2.3 Keadaan Steady dan Unsteady

  • Keadaan tunak (steady state) adalah kondisi sewaktu sifat-sifat suatu sistem tak berubah dengan berjalannya waktu atau dengan kata lain, konstan. Keadaan steady state dapat ditunjukkan dengan laju alir input (QF : ml/detik) sama dengan output (QR : ml/detik) sehingga tercapai kondisi steady state (QF = QR).
  • keadaan tunak baru akan dicapai beberapa waktu setelah sistem dimulai atau diinisiasi. Kondisi awal ini sering disebut sebagai keadaan transien.
  • Sistem steady menunjukkan akumulasi sama dengan nol, dan tidak bergantung pada waktu,.
  • unsteady state adalah kondisi sewaktu sifat-sifat suatu sistem berubah dengan berjalannya waktu, .

2.4 Derajat Brix

Menurut Diding Suhandy (2008) derajat Brix merupakan satuan yang umum digunakan untuk mengukur KPT dalam suatu larutan. Sebagian besar kandungan padatan terlarut (KPT) pada buah terdiri atas gula-gula sederhana seperti fruktosa, glukosa dan sukrosa.

Brix adalah jumlah zat padat semu yang larut (dalam gr) setiap 100 gr larutan. Jadi misalnya brix nira = 16, artinya bahwa dari 100 gram nira, 16 gram merupakan zat padat terlarut dan 84 gram adalah air. Untuk mengetahui banyaknya zat padat yang terlarut dalam larutan (brix) diperlukan suatu alat ukur. (Risvan,2008).

2.5 Pengentalan dan Pengenceran

Pengentalan merupakan proses meningkatnya konsentrasi suatu larutan akibat adanya pencampuran bahan terlarut (gula, gula, dan lain – lain). Sedangkan pengenceran adalah proses menurunnya konsentrasi suatu larutan akibat adanya pencampuran bahan pelarut (air). Semakin tinggi konsentrasi maka ikatan antar partikelnya semakin kuat, sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka ikatan antar partikelnya semakin lemah (Ariani, 2004)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

a.      Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum:

  • Tanki kontinyu
  • Refraktometer .
  • 2 buah Toples gula dan air
  • 2 buah pipet
  • Selang plastik
  • Gelas ukur
  • Penggaris
  • Stopwatch
  • Timbangan
  • Batang pengaduk

b.      Bahan yang digunakan saat praktikum diantaranya:

  • Gula putih sebagai zat terlarut
  • Air sebagai pelarut
  • Tissue

3.2 Prosedur Percobaan

Langkah – langkah percobaan yang harus diperhatikan saat praktikum, yaitu:

  1. Memasang tanki kontinyu.
  2. Menguji coba tanki kontunyu sebelum digunakan.
  3. Menyumbat selang sehingga air tidak mengalir melalui selang tersebut.
  4. Menentukan kadar gula dalam larutan pada satuan brix.
  5. Menimbang gula yang akan dilarutkan.
  6. Melarutkan gula dalam air pada toples 1.
  7. Mengisi air pada toples 2 hingga tinggi air toples 1 dan 2 sama.
  8. Menguji kadarnya dengan menggunkaan refractometer.
  9. Melepasakan sumbatan selang sehingga aliran tidak terhambat. Kemudian memulai menghitung 3 menit pertama sambil mengaduk kedua cairan dalam toples menggunakan batang pengaduk.
  10. Melipat selang kembali setelah 3 menit pertama. Kemudian mengambil sampel larutan dari toples 1 untuk diuji kadarnya dengan refractometer. Setelah itu, melakukan pengujian kadar larutan pada toples 2 setelah toples 1 di uji kadarnya .
  11. Mengulang kembali langkah i dan j sehingga kadar larutan pada toples 1 dan 2 sama besar.

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

Hasil yang diperoleh setelah praktikum diantaranya:

a. Hasil pengamatan yang disajikan dalam table :

Waktu (menit) Kadar (0Brix) Fungsi ln (X-Xt)
Pengenceran Pengentalan Pengenceren Pengentalan
0 20.3 0 2.890
3 20.2 1 -2.302 3.000
6 20.1 1.1 -1.094 3.005
9 20 1.2 -1.203 2.995
12 19.9 1.3 -0.916 2.990
15 19.8 1.4 -0.693 2.985
18 19.6 1.6 -0.356 2.975
21 19.4 1.8 -0.105 2.965
24 19.2 2.0 -0.095 2.954
27 19 2.1 -0 2.944
30 18.9 2.2 0.336 2.939

b. Penyajian hasil pengamatan dalam bentuk grafik

Grafik pengentalan


Grafik Pengenceren


Grafik pengentalan

Grafik Pengenceren


BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas mengenai kesetimbangan massa dan lebih membahas tentang pengentalan dan pengenceran. Pada percobaan menggunakan gula pasir, diperoleh kadar pengenceran dengan kadar brix pada waktu 0 menit sebesar 20.20Brix. Sedangkan hasil pengukuran menggunakan rumus fraksi mol yaitu :                   = 0.33, setara dengan 33 %.

Besar kadar pengentalan dalam kadar Brix pada menit awal sampai menit ke 3 adalah mendekati nol. Sedangkan pada menit ke 6 dan 9, besarnya naik menjadi 1.1 sampai 1.2. Kenaikan yang terjadi tidak terlalu besar, hanya sekitar 0,1 saja. Nilai pengentalan dan pengenceran dengan menggunakan fungsi ln (X-Xt) yaitu tinggal dihitung dengan menggunakan kalkulator. Nilai X merupakan kadar pengenceran awal, sedangkan Xt pada pengentalan adalah nilai pengentalan per 3 menit. Dan nilai Xt pada pengenceran adalah nilai pengenceran per 3 menit

Kenaikan dan penurunan nilai kadar pengentalan dan pengenceran gula pasir terjadi karena faktor pengadukan. Pengadukan dilakukan oleh dua orang, cukup sulit untuk mengaduk dengan konstan. Karena besar kecepatan pengadukan dan besar gaya yang diberikan dari masing-masing orang akan berbeda sehingga hasilnya seperti itu.

Dari hasil percobaan dapat terlihat bahwa kadar pengentalan larutan gula semakin lama semakin tinggi namun berbeda dengan kadar pengenceran yang semakin lama semakin rendah. Perubahan kadar yang tidak signifikan membuat praktikum menjadi lebih lama. Nilai fungsi pengenceran dan pengentalan dalam bentuk ln (X0-Xt) berbanding terbalik dengan kadar dalam satuan brix. Semakin lama pengentalan maka nilai fungsi semaikn kecil sedangkan semakin lama pengenceran maka nilai fungsi semakin besar.

Alat yang kurang mendukung. Bisa dilihat dari pipa yang   menghubungkan dua bejana tersebut. Pipa yang tertempel di bejana sepertinya tersumbat oleh perekatnya, sehingga larutan tersebut sulit mengalir dan mengakibatkan perbedaan tinggi antara air dan larutan gula tidak terlalu besar. Selain itu juga karena jumlah refraktometer yang kurang. Sebenarnya, refraktometer yang terdapat di laboratorium sebanyak dua buah, namun, hanya satu saja yang dalam kondisi baik. Maka dari itu, penggunaannya bergiliran untuk empat kelompok. Sehingga waktu yang dibutuhkan cukup lama.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :

§   Pada fase pengentalan terjadi kondisi steady state dimana massa bahan masuk (air + gula) sama dengan massa bahan hasil proses pencampuran.

  • Terjadi pengentalan pada air. Pengentalan dan pengenceran yang dihasilkan berbeda tiap 3 menit. Sehingga hasilnya dapat dilihat dalam grafik.
  • Dalam waktu 30 menit, belum diperoleh titik yang setimbang. Sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk mencapai kondisi massa yang setimbang.
  • Human eror yang terjadi,dapat dilihilat dari waktu yang kurang atau berlebih dari prosedur yang telah ditetapkan.

6.2 Saran

Untuk mengatasi kesalahan pengukuran dan penghitungan selama pengamatan, sebaiknya alat dan bahan praktikum harus disediakan secara lengkap dan merupakan alat dan bahan yang layak pakai, sehingga faktor penghambat berjalannya praktikum dapat sedikit teratasi, sehingga tidak menghambat kerja praktikan dan tidak memakan waktu yang lama.

Responsi Kesetimbangan Massa

LAPORAN RESPONSI

SATUAN OPERASI INDUSTRI

KESETIMBANGAN MASSA

 

 

 

Oleh :

 

Nama                           : Daniel Olovan S

NPM                           : 240110090084

Hari, Tgl Praktikum    : Jumat, 11 Maret 2011

Asisten                        : Anggita Agustin

 

 

 

 


 

 

 

LABORATORIUM PASCA PANEN  DAN TEKNOLOGI PROSES

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

 


KESETIMBANGAN MASSA

SOAL DAN PEMBAHASAN

 

 

1.      Pada evaporasi minyak bawang bahan dimasukan sebanyak 10000 kg/hari dengan kadar minyak 38%. Pruduk yang dihasilkan mengandung minyak bawang sebesar 74%. Hitung berat pruduk air yang teruapkan.

Pembahasan :

Dik :    F = 10000 kg/hari

Kadar minyak1 = 38%

Kadar minyak2 = 74%

Dit :     P = ?

W = ?

Jawab :            Input = output

F = P + W

10000(38%) = W(0) + P(0.74)

3800 = 0 + 0.74P

P = 5135.1

 

F = W + P

10000 = W + 5135.1

W = 4864.84

 

2.      Pada pembuatan selai buah-buahan dengan kandungan padatan 14% dibuat bubur dan dicampur dengan gula (1.22 kg gula/1 kg buah) dan pectin (0.0025 kg pectin/1 kg buah). Kemudian bahan dikurangi kadar airnya dengan pengeringan vakum sehingga kadar air produk 33%. Untuk buah-buahan sebanyak 1000 kg, berapa bahan yang keluar dari pencapuran, air teruapkan dan jumlah produk.

Pembahasan :

Dik :                Buah = 1000kg

Padatan = 14% (1000) = 140

Gula = 1.22 kg gula/1 kg buah (1000 kg buah) = 1220 kg

Pektin = 0.0025 kg pektin/1 kg buah (1000 kg buah) = 2.5 kg

P = 33%

Dit :                 P = ?

W = ?

Jawab :            F = W + P

140 + 1220 + 2.5 = W(0) + P(0.67)

1362.5 = 0 + 0.67P

0.67P = 1362.5

P = 2033.58

 

F = W + P

1000 + 1220 + 2.5 = W + 2033.58

W = 188.92

 

3.      Hitung jumlah udara yang harus diberikan untuk mengeringkan 100g bahan dari kadar air 80% menjadi 5%. Udara yang masuk mempunyai kelembaban 0.002 kg uap air/kg udara dan udara keluar dengan kelembapan 0.2 kg uap air/kg udara.

Pembahasan :

Dik :                Bahan = 100gr

Kadar air = 80% menjadi 5%

Kelembapan udara1 = 0.002 kg uap air/kg udara

Kelembapan udara2 = 0.2 kg uap air/kg udara

Diasumsikan Fs2 = 1

Dit :                 Fa = ?

Jawab :            W1 =

=

= 40%

= 0.4

W2 =

=

= 0.052

 

Input = output

(Fa . Wa) + (Fs1 . Ws1) = (Fa . Wa2) + (Fs2. W2) + w

(Fa . 0.002) + (0.1 . 4) = (Fa . 0.2) + (1 . 0.052) + 0

(Fa . 0.002) = (Fa . 0.2) + (0.052 . 0.4)

Fa ( 0.002 – 0.2) = -0.348

Fa = 0.567

 

4.      Komoditi pertanian dengan kadar air 15% dikeringkan sehingga mencapai kadar air 7%, menggunakan pengeringtipe air flow drier. Udara pengering yang sudah digunakan untuk mengeringkan dialirkan kembali dan dicampur dengan udara yang berasal dari pemanas. Jika kelembapan udara dari pemanas 0.01 kg uap air/kg udara dan kelembapan udara yang tercampur keduanya 0.03 kg uap air/ kg udara, untuk bahan sebanyak 100 kg/jam, berapa udara masuk yang dibutuhkan/jam, udara yang direcircle dan jumlah pruduk keriting.

Pembahasan :

Dik : W1 = 0.01 kg uap air/kg udara

W2 = 0.1 kg uap air/kg udara

Wc = 0.03kg uap air/ kg udara

Dit : Ff = ?

 

 

 

 

 

 

Fr = ?

P total =?

 

Jawaban :        input = output

(Ff + Fr) w camp + (Fs1 . Ws1) = (Fs2 . Ws2) + (Ff + Fr) wr

(Ff + Fr) 0.03 + (100 . 0.1765) = (100 . 0.075) + (Ff + Fr) 0.1

17.65 – 7.5 = 0.07 (Ff + Fr)

Fr + Ff = 145

Ff = 145 – Fr

 

Fcamp x w camp = (Fr . Wr) + (Ff . Wf)

1450.03 = (Fr . 0.1) + (145 – Fr)(0.01)

4.35= 0.1Fr + 1.45 – 0.01Fr

2.9 = 0.09 Fr

Fr = 32.22

 

Ff + fr = 145

Ff = 145- 32.22

Ff = 112.77

 

Input = output

F = P + W

(100 . 85%) = 93%P + W(0)

P =

P = 91.39

 

W = F – P

W = 100 – 91.39

W = 8.61

 

P total = W + P

P total = 8.61 + 91.39

P total =100 kg

Pengenalan Bengkel dan Keselamatan Kerja

LAPORAN PRAKTIKUM

PERBENGKELAN PERTANIAN

(Pengenalan Bengkel dan Keselamatan Kerja)

 

Oleh :

 

Nama                                       :           Daniel Olovan S

NPM                                       :           240110090084

 

 

 

 

 

 

 

BENGKEL ALAT DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan manusia atas bahan pangan semakin meningkat berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk dunia yang semakin banyak. Alat-alat konvensional dalam bidang pertanian kurang dapat memadai untuk selalu meningkatkan produksi bahan pangan tersebut. Maka dibutuhkanlah teknologi yang lebih maju dan modern.

Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkan lah tempat  serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian.

Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industry modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat aturan-aturan atau tata cara pengoperasian alat serta mesin perbengkelan.

Dengan begitu sangat pentingnya cara pengoperasian dan sistem keselamatan kerja maka dilaksanakanlah praktikum “Pengenalan Bengkel dan Keselamatan Kerja”.

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakan praktikum kali ini adalah :

  1. Memahami fungsi bengkel dan peralatan-peralatan bengkel
  2. Memahami prinsip dasar fungsi masing-masing alat pekerjaan tangan dan mesin-mesin yang mendukung pekerjaan perbengkelan
  3. Memahami pengertian keselamatan kerja selama berada di dalam bengkel
  4. Memahami cara perawatan dan pemeliharaan peralatan bengkel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bengkel

Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel tersebut. Dan setiap pihak yang bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan. Bahkan di rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan bengkel minimal, yang digunakan untuk perawatan dan perbaikan barang-barang keperluan rumah tangga. Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan perawatan kecil yang lebih efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan kantor tersebut. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang perlengkapan kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan serta mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap pemilikan barang.

Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya bengkel adalah hal yang penting. Mesin-mesin perlu dirawat secara berkala, sehingga membutuhkan perkakas perawatan. Mesin-mesin juga mengalami kerusakan dalam pemakaiannya, sehingga diperlukan perbaikan. Jika mesin tidak dirawat dengan semestinya, maka umur pemakaian akan berkurang sehingga merugikan perusahaan. Jika mesin rusak, maka jadwal kegiatan akan terganggu sehingga akan merugikan perusahaan.

Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih banyak. Jika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih efisien dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel komersial. Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan bengkel sendiri lebih efisien dan ekonomis.

Pada usaha tani dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin nyata. Alsin dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan dengan semestinya, sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Jika alsin mengalami kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang pada giliran selanjutnya akan merugikan secara ekonomi.

Berdasarkan fungsinya Bengkel Pertanian dibagi kedalam:

  1. Bengkel Kecil dan Sederhana ( Small Scale)

Jenis bengkel ini biasanya hanya digunakan untuk melakukan perawatan pada mesin pertanian dan peralatan yang sederhana.

  1. Bengkel Menengah (Medium Scale)

Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat perawatan mesin dan alat, biasanya digunakan untuk lapangan atau field-workshop. Yaitu sebagai pusat perawatan bagi distributor alat mesin pertanian untuk mendukung pelayanan penjualan.

  1. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale)

Jenis bengkel ini bersifat tetap atau permanen yaitu memiliki fasilitas-fasilitas seperti yang ada pada pabrik produksi skala besar. Fungsi dari bengkel ini sebagai base-workshop dengan ukuran yang lebih besar daripada bengkel medium scale, untuk menangani pekerjaan bongkaran atau bongkar pasang, memperbaiki dan mengganti suku cadang, untuk membuat beberapa bagian mesin dan alat pertanian yang rusak.

2.2 Keselamatan Kerja

Seluruh peralatan dan mesin tentu memerlukan suatu pekerja atau operator untuk mengoperasikannya. Keselamatan seorang atau sekelompok menjadi sangat penting untuk berjalannya sistem kerja dalam bengkel. Semua peralatan tangan dan mesin akan menjadi bahaya bagi pengguan apabila digunakan secara tidak tepat dan sembarangan. Dengan demikian diperlukan manajemen bengkel yang baik.

Manajemen Bengkel merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengatur segala kegiatan bengkel sehingga diperoleh efektifitas dan efisiensi dalam bekerja. Dengan manajemen bengkel yang baik diharapkan dapat mengatur dan menggerakan sumber daya yang ada secara maksimal.

Adapun kondisi yang diharapkan adalah :

  • Suasana nyaman, bersih, tertib dan indah
  • Kondisi peralatan yang baik dan siap pakai
  • Cukup penerangan dan ventilasi
  • Bangunan ruang bengkel terpelihara baik, tidak ada kebocoran, semua pintu dan jendela aman
  • Halaman dan tanaman terpilihara baik
  • Instalasi listrik yang memadai dan aman
  • Sistem sirkulasi peralatan aman dan lancer
  • Instalasi air terjamin, lancar dan bersih
  • Tersedia alat pemadam kebakaran

Adapun Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ketika bekerja di bengkel, baiknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

  1. Memakai pakaian dengan pelindung badan yang lengkap seperti jas bengkel, kacamata, pelindung tangan, sepatu, helm.
  2. Bersikap mawas diri terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan.
  3. Bekerja dengan serius, cepat dan teliti, dan tekun.
  4. Tidak melamun dan peduli ketika bekerja.
  5. Jangan berbuat bodoh ketika bekerja.
  6. Beristirahat ketika mulai capek atau bosan.
  7. Hindarkan becanda selama bekerja.
  8. Jangan beranggapan bahwa mesin yang biasa digunakan itu aman untuk kita.

2.3 Tata Letak

Pada setiap bengkel yang ada diharapkan memiliki perencanaan yang mantap, baik perencanaan dalam jangka pendek, menengah maupun dalam jangka panjang. Beroperasinya sebuah bengkel secara efektif dan efisien tidak terlepas dari aspek pengorganisasian. Menurut Oetomo dan Tadjo (1989) perencanaan tata letak adalah merupakan suatu perencanaan lantai, guna menentukan serta menyusun peralatan yang diperlukan oleh bengkel pada tempat yang tepat. Tujuan pengorganisasian peralatan/mesin-mesin menurut Sumaryono (1992) adalah: menciptakan ruang gerak yang aman sehingga dapat mencegah resiko kecelakaan kerja, mempermudah melakukan perawatan dan perbaikan, menciptakan kenyamanan kerja karena keteraturan bengkel, memanfaatkan bengkel agar secara lebih efisien, melaksanakan pengawasan bengkel lebih mudah, dan mempercepat proses produksi karena aliran kerja sudah direncakan secara baik. Selain hal tersebut menurut Robert (dalam Storm, 1979) bahwa kondisi bengkel pada sekolah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang ada pada dunia kerja/industri. Kondisi-kondisi dimaksud adalah termasuk penataan ruangan dan kuantitas ruangan yang tersedia. Didalam bengkel permesinan menurut Robert hendaknya tersedia: ruang kepala bengkel, ruang guru instruktur, ruang laboran, ruang kerja/proses, ruang perlengkapan/ penyimpanan alat, ruang penyimpanan bahan, dan ruang ganti pakaian siswa. Selain itu agar praktikan mempunyai perasaan senang, dapat meningkatkan semangat, kemampuan kerja, dan sikap inovatif dan kreatif, maka ruang kerja harus dijaga tetap bersih dan rapi. Selain hal di atas, perencanaan penerangan, ventilasi, suhu, dan kelembapan udara juga harus mendapatkan perhatian. Penerangan yang baik akan dapat mengurangi ketegangan otot mata, memudahkan penglihatan, dan meningkatkan ketelitian dalam bekerja, meningkatkan semangat dan gairah kerja dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Pemasangan ventilasi yang baik akan menghasilkan jumlah dan kualitas udara yang segar ke seluruh ruangan yang dapat berfungsi mengurangi dan membebaskan udara dari bau maupun udara yang beracun. Menurut Oetomo dan Tadjo, temperatur dalam ruangan akan dipengaruhi oleh kelembaman dan kecepatan gerak udara.

Oleh karena itu maka pengaturan ventilasi dalam bengkel hendaknya direncanakan dengan sebaik-baiknya agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar, sehingga dalam bengkel tidak terjadi udara yang lembab. Penggunaan warna pada bengkel akan berpengaruh terhadap situasi dan kenyamanan kerja. Warna terang menyebabkan obyek atau ruangan tampak besar, warna gelap menyebabkan obyek atau ruangan tampak sempit. Warna-warna yang panas/ mencolok dapat mempengaruhi emosi seseorang, sedangkan warna-warna dingin dapat mengendalikan emosi seseorang. Penataan warna yang berimbang pada bengkel akan dapat meningkatkan keuntungan untuk tujuan belajar bagi praktikan. Selain warna hal lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan bengkel adalah faktor kebisingan. Hendaknya diupayakan faktor kebisingan ini sekecil mungkin.

Menurut Sumaryono (1992) perawatan adalah usaha yang dilakukan terhadap mesin/peralatan agar selalu siap digunakan. Perawatan dimaksudkan agar laju kerusakan dapat ditahan serta kerusakan fatal dapat dihindari. Soemantri (1989) menjelaskan bahwa penggunaan sistem perawatan pada dasarnya mempunyai tujuan merawat peralatan/mesin mesin sehingga akan selalu dalam kondisi optimal produktivitasnya dan dapat dipercaya kualitas produksinya, serta mencegah terjadinya kerusakan mendadak pada saat mesin beroperasi.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

  1. macam-macam kunci
  • kunci ring
  • kunci pas
  • kunci sok
  • obeng
  • tang
  • kunci mata bor
  1. alat-alat yang digunakan di bengkel
  • alat potong plat
  • Alat-alat kerja bangku (gergaji tangan, kikir, tap, snai, siku-siku)

2.  mesin-mesin yang digunakan di bengkel

  • mesin bubut
  • mesin frais
  • mesin gergaji
  • mesin gerindra

3. las listrik

4. Alat-alat dalam perancangan plat

  • Penitik
  • Penggores

3.1.2 Bahan

  • Plat

3.2 Prosedur Praktikum

  1. Menyimak dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh para asisten praktikum.
  2. Mencatat jenis-jenis peralatan dan mesin yang ada dibengkel.
  3. Mengamati dan memahami cara penggunaan dan pengoperasian peralatan atau mesin dalam bengkel yang sebelumnya telah dipraktekan oleh salah satu asisten praktikum.
  4. Menggambar tata letak peralatan dan mesin di bengkel.
  5. Menggambarkan, menganalisis mengenai situasi bengkel yang ada sekarang.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam praktikum ini didapatkan penjelasan mengenai jenis dan fungsi masing-masing peralatan tangan dan mesin yang berada dalam bengkel PEDCA FTIP UNPAD ini. Penjelasan yang diberikan sangat berguna untuk meningkatkan keselamatan kerja pengguna dalam pengoperasian masing-masing peralatan tangan dan mesin tersebut.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bangku kerja

Bangku kerja adalah meja kerja dimana seluruh alat tangan dan bahan yang diperlukan diletakan. Peletakan yang tersusun rapi dapat mempermudah mengingat letak dan mempercepat pengerjaan. Alat tangan yang biasanya disimpan diatas bangku kerja seperti macam-macam kunci, penggores plat, penitik plat, gunting, cutter dsb.

4.2.2 Alat kerja

  • Kunci

Kunci memiliki jenis yang berbeda menurut dan ukuran dan jenis mur. Fungsi kunci adalah untuk mempermudah mengencangkan dan melonggorkan  mur pada mesin. Pengencangan dan pelonggaran mur dengan kunci akan terasa lebih mudah dan mengurangi tenaga pekerja yang keluar. Macam-macam kunci antara lain kunci Inggris , kunci Pas (Open End Wrench),  kunci sock (Socket Wrenchdrives), kunci Ring (Box End), kunci Sok, kunci Ring, kunci Pas Ganda dan lain-lain.

Kunci inggris                           kunci ring                          kunci pas

Kunci L                                                     Kunci sock (leter T)

  • Obeng

Obeng adalah alat tangan yang berguna untuk mengencangkan dan melonggarkan mur atau baut. Jenis obeng ada dua yaitu obeng tambah dan obeng kembang menurut jenis baut.

Obeng min                              Obeng kembang

  • Alat Pemotong Plat

Alat yang digunakan untuk memotong plat sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan ditandai oleh penggores dan penitik pada plat.

  • Kikir

Kikir adalah alat tangan yang berfungsi untuk menghaluskan bagian-bagian dari plat atau besi yang tidak rata atau tajam. Kikir digunakan dalam pengerjaan pengepasan, penyetelan, dan penyayatan. Umumnya digunakan untuk meratakan dan membuat siku pada bidang satu dengan bidang yang lain. Bentuk-bentuk kikir diantaranya:

  • kikir pipih
  • kikir rata
  • kikir persegi
  • kikir bulat
  • kikir segita
  • kikir pilar
  • kikir pisau
  • kikir setengah bulat
  • kikir silang

4.2.3 Mesin Kerja

ü  Mesin Bubut

Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Mesin perkakas ini berfungsi untuk membubut permukaan bulat (silindris), membubut penampang benda kerja, membubut ulir, membubut alur, membubut permukaan benda konis dan membubut dalam.  Prinsip gerakan utamanya adalah gerakan berputar. Gerakan inilah yang dimanfaatkan untuk pemotongan logam.

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda dan telah ditentukan. Hal ini dapat dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change gears) yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir (lead screw). Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127.

ü  Mesin Frais

Ditemukan oleh Eli Whitney tahun 1818. Mesin Frais adalah mesin yang paling banyak fungsinya ,yaitu mengerjekan benda kerja dengan permukaan datar ataupun lekukan, pengeboran, pemotongan sudut, celah, roda gigi dan ceruk. Mesin Frais dari segi operasionalnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a Mesin Frais horizontal

b Mesin Frais vertikal

c Mesin Frais serba guna (universal)

d Mesin Frais khusus (special purpose)

Jenis-jenis Frais tersebut diatas memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan adalah ukuran benda kerja yang dapat dikerja oleh mesin Freis. Adapun secara umum jenisnya adalah sebagai berikut:

a. Mesin frais tangan

b. Mesin frais datar

c. Mesin frais universal

d. Mesin frais vertical

e. Mesin frais jenis penyerut

f. Mesin frais dari bangku tetap

g. Mesin frais khusus

ü  Mesin Gerinda

Mesin gerinda berfungsi dalam proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki konstruksi yang sangat kokoh.

Mesin gerinda dirancang untuk menghaluskan suku cadang yang permukaannya silindris,datar atau permukaan dalam. Pengelompokan mesin gerinda dan amplas adalah sebagai berikut :

a. Gerinda silinder

b. Gerinda sebelah dalam

c. Gerinda permukaan

d. Universal

e. Gerinda perkakas

f. Mesin gerinda specialerinda amplas

ü  Mesin Gergaji

Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja. Mesin gergaji merupakan mesin pertama yang enentukan proses lebih lanjut. Dapat dimaklumi bahwa mesin ini memiliki kepadatan operasi yang relatif tinggi pada bengkel-bengkel produksi. Gergaji tangan biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana dalam jumlah produksi yang rendah. Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan persyaratan ketelitian tinggi dengan kapasitas yang tinggi diperlukan mesin-mesin gergaji khusus yang bekerja secara otomatik dengan bantuan mesin. Mesin-mesin gergaji memiliki konstruksi yang beragam sesuai dengan ukuran, bentuk dan jenis material benda kerja yang akan dipotong. Adapun klasifikasi mesin-mesin gergaji yang terdapat digunakan adalah sebagai berikut:

a Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine)

Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan ketebalan 1,25 mm sampai 3 mmdengan jumlah gigi rata-rata antara 1 sampai 6 gigi iper inchi dengan material HSS. Karena gerakkan yang bolak-balik, maka waktu yangdigunakan untuk memotong adalah 50%.

b Mesin gergaji piringan (Circular Saw)

Diameter piringan gergaji dapat mencapai 200 sampai 400 mm dengan ketebalan 0,5 mm dengan ketelitian gerigi pada keliling piringan memiliki ketinggian antara 0,25 mm sampai 0,50 mm. pada proses penggergajian ini selalu digunakan cairan pendingin. Toleransi yang dapat dicapai antara kurang lebih 0,5 mm sampai kurang lebih 1,5 mm.

c Mesin Gergaji pita (Band Saw)

Mesin gergaji yang telah dijelaskan sebelumnya adalah gergaji untuk pemotong lurus. Dalam hal mesin gergaji pita memiliki keunikan yaitu mampu memotong dalam bentuk-bentuk tidak lurus atau lengkung yang tidak beraturan. Kecepatan pita gergajinya bervariasi antara 18 m/menit sampai 450 m/menit agar dapat memenuhi kecepatan potong dari berbagai jenis material benda kerja.

4.2.4 Keselamatan kerja

Hal-hal yang patut dipahami dalam keselamatan kerja adalah :

  1. Mengoperasikan alat dan mesin sesuai petunjuk yang telah diberlakukan.
  2. Mematuhi jam kerja yang telah dibuat.
  3. Menggunakan alat pelindung sesuai kebutuhan.
  4. Menjaga kebersihan tempat dan peralatan serta mesin.

Tujuan dalam keselamatan kerja antara lain :

  1. Menciptakan rasa nyaman pekerja dalam ruangan bengkel.
  2. Mencegah terjadinya kecelakaan.
  3. Mengefektifkan dan mengefisienkan pekerjaan.

4.2.5 Tata Letak

Tata Letak bengkel PEDCA FTIP UNPAD ini masih terlihat berantakan dibeberapa sudut oleh alat atau mesin yang telah rusak. Walaupun begitu bengkel TMIP masih dapat dipergunakan dalam pekerjaan bengkel sederhana. Dengan perawatan kebersihan yang baik dan tata letak yang lebih teratur dapat menciptakan suasana yang lebih nyaman. Ditambah lagi dengan penambahan alat dan mesin perbengkelan untuk mempercepat pengerjaan suatu proyek.

BAB V

PENUTUP


5.1 Kesimpulan

Dengan mengetahui macam-macam jenis dan fungsi alat kerja dan mesin perbengkelan dapat meningkatkan pengetahuan tentang perbengkelan dan dapat dipergunakan dalam proses kerja perbengkelan dengan lebih baik dan tepat.

Tentunya dalam pengerjaan bengkel yang penuh resiko kecelakaan, keselamatan kerja menjadi hal utama dalam proses pengerjaan dalam perbengkelan. Dengan mematuhi segala aturan dan menjaga setiap alat kerja mesin dengan perawatan yang rutin dapat mengurangi resiko kecelakaan itu sendiri. Karena sedikit keteledoran dapat berdampak sangat buruk baik bagi pekerja itu sendiri maupun penyelesaian pekerjaan dalam bengkel.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam praktikum kali ini adalah :

  1. Perawatan yang rutin pada tiap alat dan mesin kerja.
  2. Penjagaan kebersihan dan keteraturan tata letak alat dan mesin kerja.
  3. Penambahan kelengkapan alat dan mesin kerja.

DAFTAR PUSTAKA

http://syairpuisiku.wordpress.com/2008/10/30/pengantar-kuliah-perbengkelan-

pertanian/ diakses pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 21.55 WIB

http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=828&Itemid=40

diakses pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 21.55 WIB

http://zona-orang-gila.blogspot.com/2010/01/peralatan-yang-dibutuhklan-untuk.html

diakses pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 21.55 WIB

http://akmalindra.wordpress.com/2009/06/18/mesin-bubut/

diakses pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 21.55 WIB

http://agusagustinus.blogspot.com/2010/04/mesin-bubut.html

diakses pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 21.55 WIB

http://mesin2001.blogspot.com/2007/05/mesin-bubut.html

diakses pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 21.55 WIB

Yusuf, Asep, STP. 2009. Modul Praktikum Perbengkelan Pertanian. Jatinangor:

Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi

Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.


Penyajian Data (grafik)

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI INDUSTRI

PENYAJIAN DATA (GRAFIK)

Oleh :

Nama                           : Daniel Olovan S

NPM                           : 240110090084

Hari, Tgl Praktikum    : Jumat, 4 Maret 2011

Asisten                        : Anggita Agustin









LABORATURIUM PASCA PANEN  DAN TEKNOLOGI PROSES

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

 


 

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang

Dalam kegiatan penelitian atau pengamatan yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif,  biasanya  dihasilkan sebuah kelompok data. Ada yang menghasilkan hanya sedikit data dari penelitiannya, ada yang cukup banyak, bahkan ada yang sangat banyak menghasilkan data seperti pada fenomena sensus penduduk. Dalam  kegiatan  pertanian  pun  demikian. Data  merupakan  salah  satu komponen  terpenting  dalam  kegiatan  pertanian,  khususnya  dalam  kegiatan penelitian.

Data yang dikumpulkan tersebut umumnya digunakan untuk menguji suatu hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk memudahkan pembacaan dan analisis data yang diperoleh–khususnya apabila data yang diperoleh berkuantitas banyak–maka dibuatlah suatu penyajian data yang disebut dengan grafik.

Grafik merupakan penggambaran suatu data, baik  dengan histogram, ogive, atau polygon yang dibuat  secara dua dimensi maupun tiga dimensi.  Namun demikian, masih saja banyak masyarakat, khususnya para mahasiswa yang belum mengetahui cara menyajikan data dengan benar menggunakan grafik serta menganalisis maksud dari grafik tersebut.

1.2 Tujuan Percobaan

Pada responsi kali ini yang menjadi tujuan adalah

  1. Mahasiswa dapat menampilkan data dan menerapkan penyajian grafik.
  2. Mahasiswa dapat menganalisis dan menerapkan penyajian grafik dalam unit operasi industri hasil pertanian.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Grafik

Grafik  dapat di devinisikan sebagai penyajian data berangka, suatu tabel gambar yang dapat mempunyai nilai informasi yang sangat berfaedah, namun dari

grafik yang menggambarkan intisari informasi sekilas akan lebih efektif,grafik

merupakan keterpaduan yang lebih menarik dari sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik, tujuan membuat garafik adalah untuk memperhatikan perbandingan, informasi kwalitatif dengan cepat serta sederhana. Ada beberapa macam grafik, dan yang paling umum di gunakan adalah grafik-grafik garis, batang, lingkaran,atau piring dan grafik bergambar.

a. Grafik garis

Grafik garis adalah yang paling tepat dari semua jenis grafik, terutama dalam melukiskan  kecendrungan-kecendrungan  atau  menghubungkan  dua  rangkaian kata.sejumlah variasi dan kombinasi dari grafik garis dapat dilukiskan, termasuk bayangan permukaan grafik dari berbagai bentuk.gambar berikut:



b. Grafik batang

Grafik batang mungkin yang paling sederhana daripada semua grafik, grafik batang paling bermanfaat bilamana sejumlah nilai yang akan di bandingkan relative sedikit,  pada lazimnya  grafik  ini  dibuat  dengan menggunakan  batang sebagai gambaran kelompok data secara vertical dan horizontal.tinggi atau panjang batang melukiskan ukuran besarnya presentase data yang di wakilinya.

c. Grafik lingkaran atau piring

Bilamana guru dapat menjelaskan dan memperkenalkan tentang pecahan, maka garafik lingkatran lebih tepat di gunakan, grafik lingkaran atau grafik piring adalah lingkaran sektor-sektor yang di gunakan untuk menggunakan bagian suatu keseluruhan,sebagai  contoh  berikut  ini  adalah  grafik  yang  memvisualisasikan pecahan dalam bentuk tengahan, pertigaan dan perempatan.

Ada dua ciri grafik lingkaran yaitu:

a. Grafik itu selalu menunjukkkan jumlah atau keseluruhan jumlah

b. Bagian-bagiannya atau segmennya di hitung dalam presentase atau bagian bagian pecahan keseluruhan.

2.2. Jenis-jenis Grafik

  • Grafik Linier

Grafik linier adalah grafik yang antara grafik variable x (independen) dan variable y (independen) berlak hubungan : semakin besar x maka nilai y nya semakin besar dan semakin kecil x, y nya semakin kecil.

  • Grafik Eksponensial

Fungsi eksponensial adalah salah satu  fungsi yang paling penting dalam matematika. Biasanya, fungsi ini ditulis dengan notasi exp(x) atau ex, dimana e adalah basis logaritma natural yang kira-kira sama dengan 2.71828183.Fungsi eksponensial (merah) terlihat hampir mendatar horizontal (naik secara sangat perlahan) untuk nilai x yang negatif, dan naik secara cepat untuk nilai x yang positif.Sebagai fungsi variabel bilangan real x, grafik ex selalu positif (berada diatas sumbu x) dan nilainya bertambah (dilihat dari kiri ke kanan). Grafiknya tidak menyentuh sumbu x, namun mendekati sumbu tersebut secara asimptotik. Invers dari fungsi ini, logaritma natural, atau ln(x), didefinisikan untuk nilai x yang positifSecara umum, variabel x dapat berupbilangan real atau bilangan kompleks, ataupun objek matematika yang lain.

  • Grafik Logaritma

Logaritma adalah  operasi  matematika yang  merupakan  kebalikan dari eksponen atau pemangkatan. Rumus dasar logaritma:

bc = a ditulis sebagai blog a = c (b disebut basis)

Logaritma  sering  digunakan  untuk  memecahkan  persamaan  yang

pangkatnya tidak diketahui. Turunannya mudah dicari dan karena itu logaritma sering digunakan sebagai solusi dari integral. Dalam persamaan bn= x, b dapat dicari dengan pengakaran, n dengan logaritma, dan x dengan fungsi eksponensial.

 

BAB III

METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada responsi ini adalah :

  • Buku penuntun praktikum
  • Kalkulator
  • Soal
  • Ballpoint
  • Mistar
  • Millimeter block
  • Buku catatan

3.2 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan pada response ini adalah :

3.2.1 Dengan menggunakan kalkulator

  1. Menentukan x dan y pada data yang terdapat pada soal.
  2. Menghitung nilai A (titik potong), B (kemiringan grafik), dan r (nilai regresi).

Cara dalam menggunakan kalkulator tipe fx-350MS

  • Menekan tombol mode, kemudian pilih REG
  • Pilih pengolahan datayang sesuai dengan yang diinginkan, seperti : lin, log, exp, dan pwr.
  • Memasukan data ke dalam kalkulator dalam bentuk x,y, lalu tekan m+ hingga semua data dimasukan.
  • Menekan tombol shift lalu tombol 2
  • Menggeser kursor 2 kali untuk mendapatkan nilai A, tekan 1, untuk mendapatkan nilai B, tekan 2, untuk mendapatkan nilai r tekan 3.
  • Menekan = untuk mendapatkan hasil.
  1. Menggambar grafik pada kertas millimeter block yang telah disediakan.

3.2.2 Dengan menggunakan MS Exel.

  1. Memasukan data ke dalam MS Excel 2007.
  2. Men-drag seluruh data, kemudian  tenekan menu insert lalu pilih grafik scatter.
  3. Menekan tombol mouse kanan tepat di garis kurva, kemudian pilihlah menu add trendline.
  4. Mencontreng pilihan : Display Equation on chart dan Equation R-squared value on chart. Kemudian memilih jenis grafik yang dikehendaki.

 

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

Soal dan Jawaban

  1. Kacang dikeringkan dengan menggunakan pengering ‘thin layer’ dan ditimbang secara periodic. Pengeringan dilakukan sampai mencapai kesetimbangan dengan lingkungan, kemudian dikeringkan dalam oven vakum untuk menentukan bahan kering dan air tersisa dalam kondisi seimbang dengan lingkungan. Data konversi ke dalam persen kadar air basis kering ( gram air x 100/gram bahan kering). Data yang diperoleh :
waktu (menit) kadar air (%)
0 10
2 9.5
4 8.5
6 7.8
8 6.7
10 5.9
15 4.3
20 2.8
30 2.2
40 1.4
50 0.9
60 0.5
70 0.2

tabel 1. data konveresi ke dalam persen kadar air

maka dapat dibuat ke dalam grafik seperti berikut     :

  • Grafik Linear
  • Grafik Eksponen
  1. Produk hasil pengeringan dengan spray drier diayak dengan ukuran dan hasilnya sebagai berikut:
Mesh Diameter ayakan Fraksi massa tertinggal
Inci mm
10
14 0,05550 1,4097 0,19
20 0,03940 1,0007 0,32
28 0,02800 0,7112 0,20
35 0,01980 0,5029 0,13
48 0,01400 0,3556 0,07
65 0,00990 0,2514 0,04
100 0,00700 0,1778 0,03

Grafiknya adalah sebagai berikut :

  • Grafik linear
  • Grafik logaritma
  1. Buat grafik dari data di bawah ini:
x 0.9 2.3 3.3 4.5 5.7 6.7
y 1.1 1.61 2.6 3.2 4 5

Grafiknya adalah sebagai berikut :

  • Grafik linear
  • Grafik eksponensial
  • Grafik logaritma
  • Grafik power
  1. Data percobaan berikut diharapkan mengikuti persamaan fungsi y = a xb . Tentukan nilai a dan b dari grafik.
x 1.21 1.35 2.4 2.75 4.5 5.1 7.1 8.1
y 1.2 1.82 5 8.8 19.5 32.5 55 80

Grafiknya adalah sebagai berikut :

  • Grafik linear
  • Grafik eksponensial
  • Grafik logaritmik
  • Grafik power

 

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bagian hasil, telah disajikan penyajian data dengan jenis grafik yang berbeda-beda. Setiap satu nomor, dibuat beberapa grafik yang berbeda, yaitu grafik linear, grafik eksponensial, grafik logaritma, dan grafik power. Hal ini bertujuan untuk mencari bentuk grafik yang paling sesuai dengan data yang diperoleh. Kesesuaian data dengan bentuk grafik dapat dilihat dari nilai R2-nya. Jika nilai  R2 mendekati 1, maka bentuk grafik sesuai dengan perolehan data. Namun, jika R2 menjauhi angka 1, maka bentuk grafik tidak sesuai dengan perolehan data.R2 merupakan koefisien determinasi yang menunjukan berapa besar pengaruh data pada sumbu absis (x) terhadap sumbu ordinat (y). Misalkan, dari sebuah data peroleh R2=0,909. Hal ini berarti bahwa 90,9% nilai pada sumbu ordinat dipengaruhi oleh  nilai  pada  sumbu  absisnya.  Maka  dalam  hal  ini,  besarnya  nilai  yang disubstitusikan sumbu absis sangat berpengaruh banyak terhadap nilai sumbu ordinat

yang merupakan nilai hasil dari f(x).

Pada soal nomor 1, diperoleh hasil nilai R2 yang berbeda dari 2 grafik yang dibuat. R2 yang diperoleh dari grafik linier bernilai 0,832, sedangkan R2 yang diperoleh dari grafik eksponensial bernilai 0,988. Maka bentuk grafik yang sesuai dengan perolehan data dari soal nomor 1 adalah grafik eksponensial karena nilai R2-nya paling mendekati 1.

Pada soal nomor 2, untuk terdapat perbedaan nilai A,B dan R2 dari hasil perhitungan kalkulator dan dari hasil pembuatan grafik MS Excel untuk tiga grafik, yaitu linier, eksponesial, dan logaritma. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kesalahan perhitungan dan kesalahan substitusi data pada MS Excel atau kalkulator.

Pada  soal  nomor  3,  tidak  terdapat  perbedaan  yang  signifikan  antara perhitungan kalkulator dan MS Excel. Dari keempat grafik, diperoleh nilai R2 yang paling mendekati 1 dari grafik linier yaitu sebesar 0,983. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 98,3% nilai pada sumbu ordinat dipengaruhi oleh nilai absisnya.Pada soal nomor 4 pun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pula antara perhitungan  kalkulator  dan  MS  Excel. R2 yang diperoleh dari grafik power merupakan nilai R2 terbesar mendekati 1 dibandingkan dengan grafik lainnya, yaitu sebesar 0,955. Hai ini menunjukkan bahwa hampir 95,5% nilai pada sumbu ordinat dipengaruhi oleh nilai substitusi absisnya. Jika telah menemukan bentuk grafik yang sesuai, maka data serta persoalan dapat dianalisis sesuai dengan bentuk grafik masing-masing.

 

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

  1. Setiap data memiliki salah satu grafik yang sesuai.
  2. Grafik terdiri dari beberapa macam seperti logarima, linear, eksponen, dan power.
  3. Setiap grafik memiliki nilai A, B, dan R yang berbeda-beda.
  4. R2adalah koefisien determinasi yang menunjukkan pengaruh nilai sumbu absis terhadap sumbu ordinatnya.

6.2 Saran

  1. Pada  praktikum  ini  praktikan membutuhkan  ketelitian  yang  cukup  tinggi  karena dikhwatirkan  akan terjadi  kesalahan  jika  tidak  teliti  dalam  perhitungan ataupun substitusi data.
  2. Untuk membuat grafik, praktikan diharapkan memiliki kemampuan untuk menguasai MS Exel.

Daftar Pustaka

Satuan dan Dimensi

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI INDUSTRI

SATUAN DAN DIMENSI

Oleh :

Nama                           : Daniel Olovan S

NPM                           : 240110090084

Hari, Tgl Praktikum    : Jumat, 25 Februari 2011

Asisten                        : Anggita Agustin

LABORATURIUM PASCA PANEN  DAN TEKNOLOGI PROSES

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

SATUAN DAN DIMENSI

SOAL DAN PEMBAHASAN

1.Hitung volume yang dibutuhkan untuk1200 kgbahan yang mempunyai spesifik graviy 1,17.

Pembahasan :

Dik :    m = 1200 kg

Sg = 1,17

Dit :     V= ?

Jawab: SG =

ρ bahan = 1.170

V = 1,025 m3

V = 1.025 l

2. Manometer alkohol digunakan untuk mengukur dan terbaca 10 cm Hg vakum. Tekanan atmonfir adalah 76,2 cm Hg. Berapa tekanan absolute pengukuran tersebut ( dalam Pa). Densitas Hg = 13546 kg/m3. Δp = ρ g ∆h

Δ p = perubahan tekanan (Pa)

ρ = densitas (kg/m3)

g = percepatan grafitasi = 9,81 m/s2

∆h = perubahan tinggi carian

Pembahasan :

Dik :    h1= 10 cm Hg = 0.1 m Hg

h2 = 76,2 cm Hg = 0,762 m Hg

ρ = 13546 kg/m3

Dit :     ∆p = ?

Jawab : ∆p =  g ∆h

= 13546 x (0.762 – 0,1) x 9,81

= 87970,704 Pa

3. Udara pada 220 C, 85 kPa (absolute) bergerak dengan kecepatan 5 m/s mlalui saluran dengan diameter 0,25 m. Hitung laju alir volume udara m3/s dan laju aliran massa kg/s, jika konstanta gas ideal (R) = 0,287 kJ/(kg K). Gunakan p V = n R T.

Pembahasan :

Dik :    T = 220 C = 2950 K

p = 85 kPa

v = 5 m/s

D = 0,25 m

R = 0,287 kJ/ (kg K)

Dit :     m = ?

Jawab : Q= A x V

Q = 0,245

p V = n R T

p Q = m R T

85 x 0,245 = m x 0,287 x 295

m = 0,245 kg/s

4. Berapa kJ energy yang harus dibuang untuk mendinginkan susu 100 liter dari 250C menjadi 40C? jika panas spesifik susu =  3,89 kJ/kg.K, spesifik grafity susu = 1,03

Pembahasan :

Dik :    V = 100 l = 0,1 m3

T1 = 250C

T2 = 40C

St = 3.89 kJ/kg.K

SG = 1,03

c = 3,89 kg/kg.K

Dit :     Q = ?

Jawaban :        Q= m c ∆t

= 103 x 3,89 x (4 – 25)v

= – 8914,07 kJ

5. Berapa watt-hour (Wh) energy yang harus diberikan untuk memindahkan 50 kg susu pada jarak 10 m?

Pembahasan :

Dik :    m = 50 kg

s = 10 m

Dit :     W = ?

Jawab :            F= m g

F = 50 x 9,81

F = 49,05 N

W = F s

W = 49,05 x 10

W = 490,5N

P = 490,5 Ws

P = 1,3623 Hh

6. Berapa kecepatan alir cairan (m/s) dalam pipa berdiameter 3 cm jika laju alir bahan tersebut 100 liter/menit?

Pembahasan :

Dik :       D = 3 cm = 0,03 m

r = 0,015 m

Q = 100 l/menit

Q = 1,67 x 10-3 m3/s

A = 3,14 x (0,015)2

Dit :           V = ?

Jawab :

Q = A V

V = 2,359 m/s